Langsung ke konten utama
Deskripsi Gambar

Perjalanan Sejarah Sungai Musi: Saksi Bisu Kejayaan Palembang

Sungai Musi

Sungai Musi, yang terletak di provinsi Sumatera Selatan, adalah salah satu sungai paling bersejarah di Indonesia. Dengan panjang sekitar 750 kilometer, Sungai Musi membelah kota Palembang, kota tertua di Indonesia, menjadi dua bagian: Seberang Ilir di utara dan Seberang Ulu di selatan. Sungai ini tidak hanya menjadi urat nadi kehidupan masyarakat setempat, tetapi juga saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan perubahan zaman yang terjadi di Bumi Sriwijaya.

Asal Usul dan Nama Sungai Musi

Dulu, Sungai Musi itu dikenal dengan nama Sungai Mu Ci. Nama ini diambil dari bahasa Cina kuno yang berarti “ayam betina,” yang konon diambil dari nama seorang dewi bernama Dewi Mu Ci. Dewi ini dipercaya bisa bawa keberuntungan. Tapi seiring berjalannya waktu, nama Sungai Mu Ci berubah jadi Sungai Musi yang kita kenal sekarang.

Peran Penting Sungai Musi di Masa Lalu

Di zaman Kerajaan Sriwijaya, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-13, Sungai Musi ini punya peran vital. Sungai ini jadi jalur perdagangan utama dari pedalaman ke kota besar. Kapal-kapal dagang dari Cina, India, dan Arab masuk melalui Selat Bangka dan nyusuri Sungai Upang sebelum berlabuh di Palembang untuk bongkar muat barang. Perdagangan ini bikin Palembang jadi pusat perdagangan internasional yang ramai.

Orang Palembang punyo banyak cerita tentang Sungai Musi. Di tepi-tepi sungai ini ditemukan keramik-keramik Cina kuno, tanda kalau bangsa Cina pernah datang ke sini. Selain itu, bangsa India juga turut berperan dengan membawa ajaran Hindu-Buddha. Bukti nyata bisa dilihat dari situs-situs keagamaan Hindu-Buddha yang ada di sepanjang sungai ini.

Jembatan Ampera dan Kejayaan Palembang

Sungai Musi tak lengkap tanpa Jembatan Ampera. Jembatan ini berdiri megah di atas Sungai Musi dan jadi salah satu ikon Palembang. Jembatan ini menghubungkan Seberang Ilir dan Seberang Ulu, jadi penghubung penting dalam aktivitas sehari-hari masyarakat Palembang.

Di masa lalu, Sungai Musi juga jadi pusat permukiman. Banyak komunitas yang berkembang di tepi sungai ini, berkat aktivitas dagang yang ramai. Salah satu situs sejarah yang penting adalah Situs Karang Anyar, yang diyakini sebagai bekas Keraton Sriwijaya. Di situ ditemukan banyak sisa-sisa pemukiman yang dulunya dikelilingi saluran air.

Sungai Musi di Era Modern

Sekarang, Sungai Musi tetap hidup dengan segala aktivitasnya. Dari kapal-kapal yang bawa barang dagangan, sampe kapal wisata yang bawa turis berkeliling. Sungai ini juga sering jadi tempat acara budaya, seperti lomba perahu bidar yang selalu seru. Di bagian hilirnya, Sungai Musi membentuk delta di dekat Kota Sungsang sebelum akhirnya bermuara di Selat Bangka.

Tantangan dan Pelestarian

Sayangnya, Sungai Musi sekarang menghadapi banyak masalah. Pencemaran air, sampah, dan perubahan iklim jadi ancaman serius. Sebagai warga Palembang, kita harus ikut menjaga dan merawat Sungai Musi, supaya tetap bersih dan bermanfaat untuk generasi berikutnya.

Jadi, Sungai Musi bukan cuma sekadar aliran air yang membelah kota Palembang. Sungai ini adalah saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya, tempat pertemuan budaya-budaya besar, dan masih terus jadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Palembang. Mari kita jaga dan lestarikan Sungai Musi ini agar tetap jadi kebanggaan dan sumber kehidupan untuk masa depan.

Komentar