Tarian Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional paling terkenal dari Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini tidak hanya dikenal karena keindahan gerakannya, tetapi juga karena sejarah dan nilai-nilai budaya yang dikandungnya. Sebagai simbol keagungan dan kemegahan Kerajaan Sriwijaya, Tarian Gending Sriwijaya menjadi kebanggaan masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan secara keseluruhan.
Sejarah dan Makna Tarian Gending Sriwijaya
Tarian Gending Sriwijaya pertama kali diciptakan pada tahun 1940-an sebagai bentuk penghormatan terhadap kejayaan Kerajaan Sriwijaya, yang pernah menjadi salah satu kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-13. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan, keagamaan, dan budaya, yang memiliki pengaruh luas di wilayah Nusantara dan sekitarnya.
Tarian ini menggambarkan suasana penyambutan tamu agung atau upacara kerajaan pada masa kejayaan Sriwijaya. Melalui gerakan yang anggun dan lembut, para penari mencerminkan nilai-nilai kehalusan, kesopanan, dan kehormatan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sriwijaya. Tarian ini juga menjadi simbol rasa syukur dan penghormatan kepada tamu yang datang, menunjukkan betapa pentingnya sikap ramah dan hormat dalam budaya Sriwijaya.
Busana dan Properti Tarian
Salah satu daya tarik utama Tarian Gending Sriwijaya adalah busana yang dikenakan oleh para penarinya. Penari mengenakan pakaian adat Palembang yang disebut Aesan Gede. Busana ini terbuat dari kain songket berwarna emas yang dihiasi dengan berbagai perhiasan, seperti mahkota, kalung, gelang, dan hiasan-hiasan lainnya yang terbuat dari emas dan manik-manik.
Busana ini tidak hanya menambah keindahan tarian, tetapi juga melambangkan kemewahan dan kemegahan kerajaan. Properti tambahan yang digunakan dalam tarian ini adalah tepak dan cerano (kotak sirih), yang menjadi simbol penghormatan dan keramahtamahan terhadap tamu. Selain itu, payung kebesaran dan kipas juga sering digunakan untuk menambah kesan agung dan megah dalam pertunjukan.
Gerakan dan Musik Pengiring
Gerakan dalam Tarian Gending Sriwijaya sangat anggun dan halus, menggambarkan kelembutan dan kemuliaan para putri istana. Setiap gerakan tangan, kaki, dan tubuh penari diatur dengan sangat teliti untuk menunjukkan keindahan dan harmoni. Gerakan ini biasanya dilakukan secara perlahan dan terkoordinasi, seiring dengan irama musik tradisional yang mengiringi tarian.
Musik pengiring Tarian Gending Sriwijaya biasanya dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional Palembang, seperti gong, gamelan, dan rebab. Lagu yang mengiringi tarian ini berjudul "Gending Sriwijaya," yang liriknya mengandung pujian dan rasa syukur atas kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Musik yang dimainkan memberikan suasana khidmat dan agung, seolah membawa penonton kembali ke masa kejayaan kerajaan.
Fungsi dan Peran Tarian Gending Sriwijaya
Hingga kini, Tarian Gending Sriwijaya tetap dipertahankan dan sering dipentaskan dalam berbagai acara resmi, seperti penyambutan tamu negara, perayaan hari besar nasional, dan acara kebudayaan. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Palembang dan Sumatera Selatan.
Tarian ini juga menjadi lambang identitas budaya masyarakat Palembang yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan tradisi. Melalui Tarian Gending Sriwijaya, generasi muda diharapkan dapat lebih mengenal dan menghargai warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh leluhur mereka. Pelestarian tarian ini sangat penting agar nilai-nilai luhur dan sejarah yang terkandung di dalamnya dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang
Komentar
Posting Komentar