Langsung ke konten utama

Upacara Adat Bekarang Iwak

Bekarang Iwak dalam bahasa Palembang memiliki arti menangkap ikan. Upacara adat ini berasal dari kota Palembang, tepatnya di kecamatan Gandus. Bekarang Iwak merupakan suatu perwujudan rasa syukur atas aliran sungai yang memberikan masyarakat mata pencaharian serta sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Tradisi ini dilakukan setiap satu tahun sekali dan menjadi momen penting bagi masyarakat setempat.

Upacara Adat Bekarang Iwak
Source image republika.co.id


Proses Pelaksanaan Upacara

Pelaksanaan upacara adat Bekarang Iwak melibatkan beberapa tahapan yang dilakukan secara tradisional dan penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal:

1. Penentuan Waktu dan Lokasi: Sebelum upacara dimulai, para tetua adat dan pemimpin masyarakat akan menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan Bekarang Iwak. Waktu pelaksanaan biasanya disesuaikan dengan siklus alam dan kondisi perairan.

2. Persiapan Alat Tangkap Tradisional: Dalam tradisi ini, masyarakat menggunakan alat tangkap ikan yang sederhana dan ramah lingkungan, seperti jala, bubu, atau tangan kosong. Alat-alat ini disiapkan dengan gotong royong, dan beberapa alat tangkap bahkan dibuat sendiri oleh masyarakat dengan bahan-bahan alami yang ada di sekitar.

3. Ritual Doa Bersama: Sebelum memulai kegiatan menangkap ikan, masyarakat akan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang tokoh agama atau tetua adat. Doa ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki berupa ikan, dan juga memohon keselamatan selama kegiatan berlangsung.

4. Proses Menangkap Ikan: Setelah doa selesai, masyarakat akan turun ke perairan dan mulai menangkap ikan secara bersama-sama. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana yang penuh keceriaan dan kebersamaan. Hasil tangkapan ikan biasanya dibagi secara adil di antara semua peserta, atau digunakan untuk acara makan bersama.

5. Syukuran dan Makan Bersama: Setelah kegiatan menangkap ikan selesai, masyarakat akan mengadakan syukuran dan makan bersama. Ikan hasil tangkapan dimasak secara tradisional, dengan hidangan khas Palembang seperti pindang ikan, ikan bakar, atau gulai ikan. Momen ini menjadi waktu untuk mempererat tali silaturahmi antar warga dan merayakan hasil kerja keras bersama.

Makna dan Nilai-nilai dalam Upacara Adat Bekarang Iwak

Upacara adat Bekarang Iwak mengandung banyak nilai penting yang masih relevan hingga saat ini:

  • Kebersamaan dan Gotong Royong: Upacara ini menekankan pentingnya kerja sama dan gotong royong dalam masyarakat. Semua orang, tanpa memandang status sosial, ikut serta dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

  • Pelestarian Alam: Dengan menggunakan alat tangkap tradisional yang ramah lingkungan, Bekarang Iwak juga mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan, khususnya ekosistem perairan.

  • Rasa Syukur dan Kedekatan dengan Alam: Tradisi ini juga mencerminkan rasa syukur masyarakat kepada alam yang telah memberikan mereka rezeki berupa ikan. Kedekatan dengan alam dan pemahaman akan siklus alam menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Palembang.

Upacara Bekarang Iwak di Masa Kini

Meskipun zaman terus berubah, upacara adat Bekarang Iwak masih tetap dilaksanakan di beberapa daerah di Palembang, terutama di wilayah yang masih memiliki perairan alami. Beberapa komunitas bahkan menjadikan Bekarang Iwak sebagai atraksi budaya untuk menarik wisatawan, yang ingin merasakan langsung pengalaman unik ini.

Bagi generasi muda, upacara ini menjadi sarana untuk belajar dan memahami warisan budaya nenek moyang mereka, serta memupuk rasa cinta terhadap lingkungan dan budaya lokal.

Ayo Saksikan Upacara Adat Bekarang Iwak!

Jika Anda ingin menyaksikan langsung salah satu tradisi yang kaya akan makna di Palembang, upacara adat Bekarang Iwak adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Selain menjadi ajang untuk melihat kekayaan budaya lokal, upacara ini juga memberikan pelajaran berharga tentang kebersamaan, kelestarian alam, dan rasa syukur atas karunia alam. Jangan lupa untuk menyimak informasi terkait jadwal pelaksanaan upacara ini melalui komunitas adat atau media lokal di Palembang

Komentar