Langsung ke konten utama
Deskripsi Gambar

Ziarah Kubro, Tradisi Masyarakat Arab-Palembang

Ziarah Kubro adalah tradisi tahunan yang dijalankan dengan khidmat oleh masyarakat Arab-Palembang, khususnya jelang bulan suci Ramadan. Tradisi ini berlangsung rutin pada 10 hari terakhir bulan Syakban sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan ulama yang telah berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Palembang. Selain itu, Ziarah Kubro juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan spiritual dan sosial antar sesama muslim.

Ziarah Kubro
FOTO : KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Rangkaian Acara Ziarah Kubro

Ziarah Kubro diawali dengan berkumpulnya warga di salah satu rumah di Kampung Sungai Bayas, Kuto Batu, Palembang. Mereka bersiap untuk mengikuti prosesi ziarah yang dipimpin oleh para ulama dan habib. Sebelum prosesi dimulai, acara diisi dengan ceramah keagamaan yang memberikan pengajaran tentang pentingnya ziarah dan menghormati para leluhur. Setelah ceramah, acara ditutup dengan makan bersama, sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

Saat prosesi ziarah dimulai, hanya kaum laki-laki yang diperkenankan untuk mengikuti rombongan. Mereka berziarah ke beberapa makam penting di Palembang, dimulai dari Pemakaman Pangeran Syarif Ali bin Syeikh Abubakar yang terletak di belakang RS Pelabuhan Boom Baru. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam di Kawah Tengkurep, tempat bersemayamnya Sultan Mahmud Badaruddin I, salah satu tokoh besar dalam sejarah Palembang.

Selanjutnya, rombongan menuju Pemakaman Auliya Kambang Koci, yang dianggap sebagai "Zanbal" atau pemakaman wali di Palembang. Kambang Koci sering disebut sebagai Hadramaut kedua atau "Hadramaut Tsani" oleh para habib, menggambarkan betapa pentingnya tempat ini bagi komunitas Arab-Palembang. Rangkaian ziarah diakhiri di pemakaman ulama di Telaga Swidak.

Selama prosesi ini, para perempuan hanya diperbolehkan menyaksikan dan mendokumentasikan dari kejauhan ketika rombongan melintasi Kampung Sungai Bayas. Hal ini menambah nuansa sakral dan menjaga kekhidmatan ziarah.

Kehadiran Peziarah dari Berbagai Daerah dan Luar Negeri

Ziarah Kubro bukan hanya dihadiri oleh masyarakat lokal Palembang, tetapi juga menarik peziarah dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, tamu-tamu dari Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Yaman secara rutin menghadiri puncak acara ini. Kehadiran mereka menambah kemeriahan dan menunjukkan betapa pentingnya Ziarah Kubro dalam menjaga tali silaturahmi antar sesama muslim, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Ziarah Kubro menjadi salah satu tradisi yang memperkaya khasanah budaya dan spiritual masyarakat Palembang. Dengan melibatkan banyak pihak dan tetap menjaga nilai-nilai tradisional, Ziarah Kubro terus lestari dan menjadi kebanggaan masyarakat Arab-Palembang. Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan sosial dan spiritual antar umat muslim di seluruh dunia.

Pelestarian Tradisi Ziarah Kubro

Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, Ziarah Kubro masih tetap dilestarikan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Palembang. Pemerintah daerah dan komunitas budaya setempat juga turut berperan dalam menjaga kelangsungan tradisi ini dengan memberikan dukungan dan fasilitas yang dibutuhkan.

Ziarah Kubro bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga warisan budaya yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Palembang. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan para leluhur, mempererat silaturahmi, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Dengan tetap melestarikan Ziarah Kubro, masyarakat Palembang menunjukkan bahwa mereka menghargai dan menjaga warisan budaya yang telah diturunkan oleh para pendahulu mereka.

Komentar