Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, adalah salah satu kota tertua di Indonesia dengan sejarah yang panjang dan populer. Kota ini telah mengalami banyak perubahan, mulai dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya hingga menjadi pusat industri dan perdagangan modern di Indonesia. Berikut adalah sejarah lengkap Palembang.
Awal Mula Berdirinya Palembang
Sejarah Palembang berawal dari masa prasejarah, dengan bukti-bukti adanya kehidupan manusia di kawasan ini sejak zaman Neolitikum. Namun, peran besar Palembang dalam sejarah Nusantara dimulai pada abad ke-7 Masehi, ketika kota ini menjadi pusat dari Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara.
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan dan pembelajaran agama Buddha. Pengaruhnya tersebar dari Semenanjung Malaya hingga sebagian Kepulauan Filipina, menjadikan Palembang sebagai pusat perdagangan penting yang menghubungkan dunia barat dan timur melalui Jalur Sutra Maritim. Hal ini juga didukung oleh letak geografisnya di tepi Sungai Musi, yang memudahkan akses ke laut lepas.
Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya merupakan pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara. Sejumlah pelajar dan biksu dari berbagai negara, termasuk Tiongkok dan India, datang ke Palembang untuk belajar ajaran Buddha. Salah satu tokoh terkenal yang pernah singgah di Sriwijaya adalah I-Tsing, seorang biksu Tiongkok yang belajar di sini pada abad ke-7.
Sriwijaya juga dikenal memiliki angkatan laut yang kuat, yang menjaga jalur perdagangan di Selat Malaka dari ancaman perompak dan kekuatan asing. Berkat kontrol terhadap jalur laut ini, Sriwijaya berkembang pesat dalam perdagangan rempah-rempah, emas, sutra, dan barang-barang berharga lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kekuatan Sriwijaya mulai melemah. Faktor eksternal seperti serangan dari Kerajaan Chola di India Selatan pada abad ke-11 serta persaingan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Majapahit dan Melayu, menyebabkan penurunan kekuatan Sriwijaya.
Masa Kerajaan Palembang Darussalam
Setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, Palembang memasuki masa transisi dengan pengaruh berbagai kekuatan lokal dan asing. Pada abad ke-15, saat pengaruh Islam mulai masuk ke Nusantara, muncul Kesultanan Palembang Darussalam. Kerajaan ini merupakan pusat kekuatan Islam di kawasan tersebut dan dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin I.
Kesultanan Palembang dikenal dengan pemerintahan yang tangguh dan berkembang sebagai pusat perdagangan serta budaya Islam. Di bawah Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang berhasil mempertahankan kedaulatannya meski menghadapi ancaman dari kolonial Belanda.
Masa Kolonial Belanda dan Jepang
Seiring dengan meluasnya kolonialisme Belanda di Indonesia, Palembang juga jatuh ke tangan Belanda pada abad ke-19. Kesultanan Palembang dibubarkan oleh Belanda pada tahun 1823, dan kota ini menjadi bagian dari Hindia Belanda. Pada masa kolonial, Palembang menjadi salah satu pusat produksi dan perdagangan komoditas seperti karet dan kopi.
Selama Perang Dunia II, Palembang sempat diduduki oleh Jepang. Setelah berakhirnya pendudukan Jepang, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, dan Palembang pun menjadi bagian dari negara Republik Indonesia yang baru merdeka.
Palembang di Era Modern
Setelah kemerdekaan Indonesia, Palembang mengalami perkembangan pesat sebagai pusat industri dan perdagangan di Sumatera. Letaknya yang strategis di tepi Sungai Musi, serta kekayaan sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, dan karet, menjadikan kota ini penting dalam perekonomian nasional.
Saat ini, Palembang dikenal sebagai kota metropolitan yang modern. Pembangunan infrastruktur seperti Jembatan Ampera yang menghubungkan dua sisi kota di atas Sungai Musi, dan Jakabaring Sport City yang pernah menjadi tuan rumah Asian Games 2018, menunjukkan pesatnya perkembangan kota ini. Palembang juga memiliki LRT (Light Rail Transit) pertama di luar Pulau Jawa, yang menjadi salah satu moda transportasi modern di kota ini.
Selain itu, Palembang juga mempertahankan warisan budayanya, seperti Kain Songket Palembang, Perahu Bidar, serta berbagai situs sejarah dan bangunan bersejarah, yang masih dilestarikan hingga kini.
Warisan Budaya Palembang
Palembang tak hanya memiliki sejarah gemilang, tetapi juga kebudayaan yang kaya. Tradisi seperti Pesta Rakyat Bidar, perlombaan perahu di Sungai Musi, masih menjadi bagian dari kehidupan warga Palembang hingga sekarang. Begitu juga dengan kain songket yang menjadi warisan budaya bernilai tinggi. Kain Songket Palembang terkenal dengan keindahannya dan biasa dipakai dalam upacara adat dan perayaan besar.
Selain itu, berbagai tempat bersejarah di Palembang seperti Benteng Kuto Besak, Masjid Agung Palembang, dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini.
Sejarah Palembang adalah cerminan dari keagungan masa lalu, dari pusat kekuasaan maritim Kerajaan Sriwijaya hingga menjadi kota modern dan berkembang pesat di era sekarang. Meskipun telah melewati berbagai fase sejarah dari zaman Hindu-Buddha, Islam, kolonialisme, hingga kemerdekaan Palembang terus berkembang sambil tetap menjaga warisan budayanya.
Kota yang kaya akan sejarah dan budaya ini tidak hanya menjadi pusat industri dan perdagangan, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan dan Indonesia
Komentar
Posting Komentar